Ada banyak ‘peraturan’ untuk fotografi portrait, tapi yang 10 ini adalah
yang paling umum digunakan. Tentu saja sebenarnya tidak ada ‘peraturan’ dalam
fotografi. Eksperimen adalah kunci untuk kreativitas, seperti juga berpikir
‘out-of-the-box’. Tapi kesepuluh peraturan ini banyak digunakan tentu karena
alasan yang jelas membuat portrait tampak lebih bagus.
1. Bukaan Diagframa lebar (angka aperture kecil)
Semua orang suka melihat portrait dimana objeknya
benar-benar tampak menonjol. Orang-orang juga suka difoto dengan latar belakang
bokeh atau blur yang creamy dan lembut. Untuk menghasilkan efek semacam ini,
dibutuhkan bukaan diafragma yang lebar, sekitar f/3.5 atau
lebih kecil. Gunakan Aperture Priority saat memotret.
2. Kontak Mata
Banyak
yang bisa ditangkap dari tatapan mata seseorang, dan ini bisa diaplikasikan
dalam potrait untuk mendapatkan esensi dari orang yang kita foto. Ketika objek
menatap ke arah kamera, portrait akan tampil lebih kuat. Kecuali tentu kita
sengaja memotretnya secara spontan.
3. Gunakan focal length panjang
Semakin panjang focal length-nya, semakin dekat objek akan tampak.
Berhubungan dengan aperture diatas, peraturan nomer tiga ini akan semakin
memperkuat efek bokeh pada background. Misalnya – kalau kamu menggunakan lens
kit ukuran 18-55mm, maka gunakanlah ujung 55mm.
Portrait yang dibuat dalam mode monochrome atau hitam&putih akan
memunculkan karakter orang yang kita foto. Kontras pada portrait
hitam&putih juga bisa dimanfaatkan untuk menonjolkan profil pada wajah,
misalnya tekstur kulit pada orang yang sudah tua. Tapi penggunaan monochrome
ini tentu tidak bisa diberlakukan pada semua jenis portrait. Perhatikan model,
pose, pakaian, dan apa yang kita coba ungkap dari orang yang kita foto.
4. Hitam Putih
Portrait yang dibuat dalam mode monochrome atau hitam&putih akan
memunculkan karakter orang yang kita foto. Kontras pada portrait
hitam&putih juga bisa dimanfaatkan untuk menonjolkan profil pada
wajah, misalnya tekstur kulit pada orang yang sudah tua. Tapi penggunaan
monochrome ini tentu tidak bisa diberlakukan pada semua jenis portrait.
Perhatikan model, pose, pakaian, dan apa yang kita coba ungkap dari
orang yang kita foto.
5. Jangan gunakan built-in flash
Ini peraturan yang sangat, sangat umum. Memotret orang dengan built-in flash
akan merusak segalanya, terutama kalau ruangan tempat pemotretan bercahaya
redup. Wajahnya akan ‘meledak’ terkena cahaya, dan detil di sekitarnya akan
hilang. Kalau kamu tidak punya external flash, lebih baik gunakan pengaturan
fill-in flash, atau manfaatkan sumber cahaya yang ada.
6. Gunakan pose yang benar
Kamera tidak bisa ‘melihat’ seperti mata kita. Ilusi optiknya bisa membuat
orang kelihatan lebih gemuk ketika difoto, terutama jika pose-nya salah. Untuk
ini, seorang fotografer yang baik harus tahu bagaimana mengarahkan pose yang
benar untuk modelnya. Tubuh yang sedikit miring akan memberi kesan langsing dan
orang akan tampak menarik dan ‘benar’ di dalam foto. Kalau kamu bertanya-tanya
kenapa foto KTP-mu tampak parah, mungkin itu sebabnya : kamu menghadap tegak
lurus ke kamera dan frame terpotong sebatas bahu. Kurang bagus kan?
7. Hindari warna baju terang
Ingatlah bahwa portrait adalah tentang orang di dalamnya, bukan bajunya.
Kecuali ini adalah untuk keperluan fashion photography. Kalau objek menggunakan
baju yang terang dan berwarna-warni, tentu akan mengganggu mata dan otomatis
terarah ke baju.
8. Perhatikan posisi dagu
Tidak ada yang suka kelihatan berleher tebal di dalam foto. Dan sebenarnya
trik untuk menghindari hal ini sangatlah mudah. Posisi dagu harus benar.
Mintalah model untuk mengangkat dagunya sedikit agar leher tampak lebih
jenjang.
9. Jangan gunakan background yang ramai
Ini adalah alasan mengapa bokeh dan blur menjadi favorit untuk background
sebuah portrait: efek ini membuat model menjadi pusat perhatian. Background
yang berantakan, penuh pola atau barang akan merusak keseluruhan portrait dan
menenggelamkan objek utama. Alasannya sama dengan baju terang di poin 7;
mengganggu. Kalau situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan focal length
panjang, setidaknya pindahkan model ke tempat dimana backgroundnya netral.
Fokus harus pada model, karena ini adalah portrait.
10. Perhatikan posisi hidung dan garis pipi
Ketika kita meminta model untuk memiringkan wajahnya sedikit,
berhati-hatilah dengan bagian hidungnya. Kalau ujung hidung melewati garis
pipi, maka akan terlihat besar. Untuk mengakali ini, kamu bisa sekalian
memintanya untuk menghadap samping dan kamu bisa mengambil profil wajahnya dari
pinggir seperti saat membuat siluet.
Sumber : http://fotonela.com
0 comments:
Post a Comment